Berikut uraian dari pembahasan judul di atas.
Moms, masih banyak 'Artikel' menarik lainnya yang bisa diunduh dari BlackBerry www.mom-id.com/3
Aku adalah seorang Ibu yang cukup tegas ke anak-anak. Tapi satu yang kutahu, tidak ada maksut buruk sedikitpun kepada mereka. Abi suka protes kalau buah hatinya sudah masuk kamar pukul 08.30. Menurut aku, jika Abi ingin bertemu dan bermain ia harus pulang lebih cepat.
Semuanya itu bukan tanpa alasan, aku pernah membaca bahwa waktu tidur merupakan saat terbaik mengganti sel-sel tubuh. AKu tidak ingin anak-anak nanti sakit-sakitan. Begitu juga dengan makan, anak-anak tidak melulu kujejali nasi. Tapi mereka harus makan tepat waktu tiga kali sehari dan dua kali snack.
Setelah mereka memasuki TK, sepertinya hidupkupun bertambah sibuk. Aku harus mencocokan jadwal kakak dan adik dan aku juga les-les tambahan mereka. Untungnya si Kakak sudah bisa mengerti dan mau membantu. Ia menolongku mengingatkan adik yang masih di playgroup buat membersihkan ranjang.
Kakak juga menjaga adik perempuannya tidak mengotori lantai. Pengasuh Kakak suka terharu lihat tanggung jawab anak TK besar ini. Sementara Adik meski perempuan aktifnya tidak karuan. Dia suka berantak-berantak, tidak disiplin, dan teriak-teriak.
Hanya saja di balik itu si Adik ini memang memiliki kepedulian yang lebih besar. Pernah suatu ketika ia mengikat leher anak-anak ayam milik Kakaknya. Kita yang melihat langsung panik, apa alasannya. Ternyata Adik tidak ingin anak-anak ayam itu hilang. Untung mengikatnya tidak kencang.
Bukan hanya itu, dia juga pernah mengambil lipstik dan alat riasku buat mendadani bonekanya, hingga barang mahal itu tak ada lagi harganya. Biasanya kalau Kakak tidak mampu lagi memberitahu Adik maka ia akan tergesa melapor.
Sama seperti hari ini. Kakak tergopoh-gopoh ke bawah dan bercerita sambil ngos-ngosan.
"Umi, Adik itu coret-coret tembok Umi kotor semua. Saya sudah kasih tahu tapi dia tidak mau dengar," gerutu Kakak.
Adik yang melihat Kakak turun segera ikutan nimbrung.
"Umi tadi roti yang di bawa ke sekolah sudah habis, Adik kasih ke teman-teman," jawabnya sambil senyum-senyum.
Aku melihatnya tajam dan memberi pandangan superior juga tegas, karena tidak ada senjata lain lagi. Abinya melarangku memukul anak-anak.
"Adik coret-coret tembok kan? Umi sudah bilang, coret-coret di kertas, tembok tempat pajangan, kenapa Adik tidak bisa mengerti?" suaraku meninggi.
Senyum khas Adik langsung hilang. Kakak datang memeluk Adik sambil berkata bahwa ia sudah memperingati. Adik jangan coret-coret.
Aku bergegas naik ke atas, ke tembok yang dimaksut. Mataku terbelalak, aku langsung diam. Bukan karena kotornya, bukan karena jeleknya. Adik menulis dengan huruf terbalik-balik beserta gambar cinta yang petot-petot yang artinya "Sayang Umi". Nasi sudah menjadi bubur, aku sudah terlanjur berteriak, air mataku tidak berhenti mengalir karena menyesal. Bekas gambaran Kakak masih ada di kamar juga.
Aku turun dan memeluk mereka. Hari ini Kakak dan Adik boleh tidur sedikit lebih malam dan makan sedikit cokelat. Permintaan maafku juga buat mereka. Maaf Umi baru bisa kasih demikian, sebab namanya tembok tetap bukan tempat coret-coret meskipun Umi suka sekali. Umi sayang kalian anak-anak hebat.
Umirasya
Cilegon
Redaksi:
Silahkan kirimkan naskah cerita nyata Anda ke truestories@mom-id.com
Tulisan harus karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan di media lain.
Naskah bisa disertai dengan satu foto berukuran maksimal 300KB.
MOM berhak mengedit setiap naskah yang diterima.
Beritahukan jika Anda ingin menggunakan nama samaran beserta kota tempat tinggal.
Naskah yang memenuhi syarat akan dipublikasikan di MOM dan menjadi milik MOM.
Setiap minggunya satu naskah yang terpilih akan dipublikasikan di Facebook MOM.
Isi cerita bukan tanggung jawab MOM melainkan pengirim naskah.
Click "Likes" if you like this article and tell us what do you think (^_^)
Penulis: MOM (Mothers On Mobile)
---
/notes/mom-mothers-on-mobile/true-story-coretan-adek-untuk-umi/190891844293650
Tidak ada komentar:
Posting Komentar