Rabu, 19 Maret 2014

MOM Konsultasi : Aduh, Hamil Tapi Keputihan?

MOM Konsultasi : Aduh, Hamil Tapi Keputihan?
Berikut uraian dari pembahasan judul di atas.


 



(baca artikel' menarik Mom's Today lainnya di aplikasi MOM, unduh di BlackBerry via www.mom-id.com/3



Pertanyaan: 

Saya ibu 25 tahun dengan usia kandungan 2 bulan. Sebelum hamil, saya memang pernah mengalami keputihan. Tidak sampai berbau, tapi mengganggu. Begitu hamil, saya kaget, ternyata masih saja keputihan. Saya pernah membaca bahwa keputihan itu salah satunya disebabkan oleh jamur. Apakah keputihan ini akan memberikan dampak yang berbahaya terhadap janin saya? Mohon penjelasannya. 

 

Jawab :

Dalam istilah medis keputihan disebut fluor albus atau leucorrhoea merupakan cairan yang keluar dari vagina. Keputihan sebenarnya hal yang wajar terjadi dimasa kehamilan karena adanya perubahan hormonal. Salah satu dampak dari perubahan ini adalah peningkatan jumlah produksi cairan penurunan keasaman vagina.   

 

Dalam keadaan normal, cairan yang keluar cenderung jernih atau sedikit kekuningan dan kental seperti lendir serta tidak disertai bau atau rasa gatal. Apabila bila cairan yang keluar disertai bau, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil atau warnanya sudah kehijauan atau bercampur darah, maka ini dapat dikategorikan tidak normal atau patologis. Keputihan patologis ada tiga macam yaitu: 

 

1. Kandidosis vulvovaginal 

Penyebabnya jamur candida dan monilia berwarna putih susu, berbau agak keras yang disertai rasa gatal dominan pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang.

 

Jika dibiarkan dan tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan kelahiran prematur , ketuban pecah sebelum waktunya dan bayi berat lahir rendah tidak bertambah pada keadaan ini.

 

2. Vaginosis Bakterialis  

keputihan yang dialami sebagian besar wanita. Keputihan tersebut terjadi tanpa gejala. Cairannya biasanya encer, berwarna putih keabu-abuan, berair, berbuih, dan berbau amis. Pada perempuan hamil, tingkat kejadiannya cukup tinggi sekitar 16-24 persen.

 

Jika dibiarkan dan tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan kelahiran prematur , ketuban pecah sebelum waktunya dan bayi berat lahir rendah tidak bertambah pada keadaan ini.

 

3. Trikomoniasis.  

Disebabkan oleh Trichomonas Vaginalis, yaitu protozoa yang mempunyai flagel, pada manusia biasanya terdapat di uretra (saluran kemih). Gejala yang muncul betupa iritasi pada area genital, rasa panas, gatal dan nyeri yang dapat terasa di daerah vulva dan paha, perineum (kulit diantara vagina dan anus) , dapat pula disertai nyeri saat berkemih dan senggama.

 

Pada kehamilan Trikomoniasis dapat menyebabkan permaturitas dan bayi berat badan lahir rendah.

 

Keputihan jelas mengganggu pada kondisi apapun. Untuk keputihan normal tidak perlu dilakukan terapi khusus. Yang penting, bagaimana membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Serta menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih. 

 

Sedangkan keputihan yang tidak normal harus segera mendapatkan pengobatan untuk menjaga keselamatan janin.

 

(dirangkum dari berbagai sumber/ist, image: www.gettyimages.com/ign)


Penulis: MOM (Mothers On Mobile)
---
/notes/mom-mothers-on-mobile/mom-konsultasi-aduh-hamil-tapi-keputihan/309762932406540

Tidak ada komentar:

Posting Komentar