Berikut uraian dari pembahasan judul di atas.
kita akan membahas dua ilmu sekaligus. Wah ini luar biasa, emas dan sedekah. Sebelumnya saya ingin perlihatkan ini dulu (mengangkat selembar uang dollar lama -pen). Uang ini sangat menggetarkan saya, tetapi dalam perspektif negatif atau kurang mengenakkan. Kenapa? karena uang ini nilainya adalah 100 Trilyun Dollar. Dan ternyata kalau kita konversikan ke rupiah sekarang ternyata nilainya hanya sekali makan siang. Wah.. sebenarnya apa yang terjadi? inilah yang menurut saya bahwa negara ini tidak mengerti cara mengelola uang. Akhirnya, ya turun nilainya. Kita kan kalo ngomong dalam konteks negara kan berat, ya udah kita mulai dari diri kitalah. Minimal kita ngerti bagaimana cara kita mengelola uang. Saya menyarankan mengelola uang dengan tujuh hal. 1) Berhemat, 2) Sedekah, 3) Zakat, 4) Dagang, 5) Investasi, 6) Properti, 7) Emas. Coba kita lihat, tujuh hal ini ternyata tidak pernah diajarkan di sekolah dan tidak pernah diajarkan di kampus. Akhirnya kita nggak ngerti sama uang. Akhirnya ya itu, ngos-ngosan ngejar uangnya. Nah, disinilah kita akan belajar tentang ini. Di sekolah kita malah diajarkan ilmu menabung kan, ternyata menabung itu tidak membuat kita bergerak dari segi rezeki, dst. Karena inflasi yang besar di Indonesia, sehingga uang kita di bank itu sebenarnya nilainya malah akan semakin merosot.
Sekarang kita lihat tentang ilmu emas. Orang-orang banyak mengatakan bahwa emas itu nilainya akan naik. Bisa iya bisa tidak sebenarnya. Sesungguhnya emas itu tetap, kesannya naik kenapa? karena rupiah kita yang turun. Lalu, kita mengatakan lagi bahwa biaya kurban dari tahun ke tahun selalu naik. Misalnya kita mau kurban kambing atau sapi gitu ya, oh biayanya selalu naik dari tahun ke tahun. Bisa iya, bisa tidak. Sebenarnya tidak naik. Kalau kita berstandar atau berpatok pada emas, sebenarnya tuh nilainya sama, sekarang atau 1400 tahun yang lalu. Jadi, pernah ada sebuah kisah, bagaimana Nabi Muhammad menilai kambing yang sangat bagus, kalau dikonvert ke zaman sekarang, ternyata nilai emasnya adalah sama. Subhanallah. Ini luar biasa, jadi sebenarnya emas itu tetap. Dan menariknya, sebenarnya umat Yahudi, Nasrani, ataupun Muslim, itu sebenarnya mengenal satu standar, itulah emas. Nah, tahun 70-an diganti oleh Amerika dengan standar uangnya dia, Dollar Amerika. Jadi orang sedunia mencari dollar Amerika, itu yang Amerika mau. Yang sebenarnya emas, itulah yang benar. Kalau emas ini semua nilainya terjaga. Ketika sudah bersandar ke Dollar, maka kekacauan mulai terjadi. Amerika merasa dirinya aman karena banyak orang mencari dollar, ternyata nggak juga. Kekacauan juga sampai di mereka.
Nah, sekarang kita lupakanlah masalah global. Kita lihat lingkungan yang lebih kecil lagi, lingkungan keluarga kita. Jadi, saran saya temen-temen misalnya punya uang nih, daripada menabung, mendingan disimpan dalam bentuk emas saja. Ternyata biaya naik haji nih, dari jaman nenek kita sebenarnya tidak pernah naik tetapi justru turun. Itu terjadi kalau kita berpatok pada emas. Tapi kalau kita berpatok pada mata uang kita itu kesannya naik dari tahun ke tahun. Bahkan biaya masuk sekolah atau kampus. Itu sebenarnya turun lho, turun..!! kalau kita berpatok pada emas. Luar biasa. Ini sebenarnya telah diajarkan oleh Umar bin Khattab sahabat Nabi, bahwa kita seharusnya berpatok pada emas dan dinar.
kita akan membahas dua ilmu sekaligus. Wah ini luar biasa, emas dan sedekah. Sebelumnya saya ingin perlihatkan ini dulu (mengangkat selembar uang dollar lama -pen). Uang ini sangat menggetarkan saya, tetapi dalam perspektif negatif atau kurang mengenakkan. Kenapa? karena uang ini nilainya adalah 100 Trilyun Dollar. Dan ternyata kalau kita konversikan ke rupiah sekarang ternyata nilainya hanya sekali makan siang. Wah.. sebenarnya apa yang terjadi? inilah yang menurut saya bahwa negara ini tidak mengerti cara mengelola uang. Akhirnya, ya turun nilainya. Kita kan kalo ngomong dalam konteks negara kan berat, ya udah kita mulai dari diri kitalah. Minimal kita ngerti bagaimana cara kita mengelola uang. Saya menyarankan mengelola uang dengan tujuh hal. 1) Berhemat, 2) Sedekah, 3) Zakat, 4) Dagang, 5) Investasi, 6) Properti, 7) Emas. Coba kita lihat, tujuh hal ini ternyata tidak pernah diajarkan di sekolah dan tidak pernah diajarkan di kampus. Akhirnya kita nggak ngerti sama uang. Akhirnya ya itu, ngos-ngosan ngejar uangnya. Nah, disinilah kita akan belajar tentang ini. Di sekolah kita malah diajarkan ilmu menabung kan, ternyata menabung itu tidak membuat kita bergerak dari segi rezeki, dst. Karena inflasi yang besar di Indonesia, sehingga uang kita di bank itu sebenarnya nilainya malah akan semakin merosot.
Sekarang kita lihat tentang ilmu emas. Orang-orang banyak mengatakan bahwa emas itu nilainya akan naik. Bisa iya bisa tidak sebenarnya. Sesungguhnya emas itu tetap, kesannya naik kenapa? karena rupiah kita yang turun. Lalu, kita mengatakan lagi bahwa biaya kurban dari tahun ke tahun selalu naik. Misalnya kita mau kurban kambing atau sapi gitu ya, oh biayanya selalu naik dari tahun ke tahun. Bisa iya, bisa tidak. Sebenarnya tidak naik. Kalau kita berstandar atau berpatok pada emas, sebenarnya tuh nilainya sama, sekarang atau 1400 tahun yang lalu. Jadi, pernah ada sebuah kisah, bagaimana Nabi Muhammad menilai kambing yang sangat bagus, kalau dikonvert ke zaman sekarang, ternyata nilai emasnya adalah sama. Subhanallah. Ini luar biasa, jadi sebenarnya emas itu tetap. Dan menariknya, sebenarnya umat Yahudi, Nasrani, ataupun Muslim, itu sebenarnya mengenal satu standar, itulah emas. Nah, tahun 70-an diganti oleh Amerika dengan standar uangnya dia, Dollar Amerika. Jadi orang sedunia mencari dollar Amerika, itu yang Amerika mau. Yang sebenarnya emas, itulah yang benar. Kalau emas ini semua nilainya terjaga. Ketika sudah bersandar ke Dollar, maka kekacauan mulai terjadi. Amerika merasa dirinya aman karena banyak orang mencari dollar, ternyata nggak juga. Kekacauan juga sampai di mereka.
Nah, sekarang kita lupakanlah masalah global. Kita lihat lingkungan yang lebih kecil lagi, lingkungan keluarga kita. Jadi, saran saya temen-temen misalnya punya uang nih, daripada menabung, mendingan disimpan dalam bentuk emas saja. Ternyata biaya naik haji nih, dari jaman nenek kita sebenarnya tidak pernah naik tetapi justru turun. Itu terjadi kalau kita berpatok pada emas. Tapi kalau kita berpatok pada mata uang kita itu kesannya naik dari tahun ke tahun. Bahkan biaya masuk sekolah atau kampus. Itu sebenarnya turun lho, turun..!! kalau kita berpatok pada emas. Luar biasa. Ini sebenarnya telah diajarkan oleh Umar bin Khattab sahabat Nabi, bahwa kita seharusnya berpatok pada emas dan dinar.
Coba perhatikan bahwa kita selama ini sudah menjaga betul aset kita, ya nggak. Kita punya harta kita simpan baik-baik, kita kunci di rumah. Kita punya uang ditaruh di tabungan, punya aset berharga kita simpan di save deposit box, malah kadang kita beli brankas. Itu semua tujuannya satu, untuk menjaga agar aset kita aman. Tetapi ada satu perampok yang tidak pernah bisa kita jaga, itu bernama inflasi. Yaitu ketika kita kerja sekarang, gajian bulan depan. Harga-harga tiba-tiba naik. Tahun lalu ketika kita simpan uang sedikit demi sedikit niatnya untuk naik haji, begitu tahun ini mau daftar sudah naik. Nah, inflasi ini adalah perampok keuangan kita yang tidak pernah bisa ditangkap. Kitapun tidak pernah bisa lihat fisiknya. Salah satu caranya, yang mungkin merupakan satu-satunya cara agar aset kita terlindungi dari yang namanya inflasi adalah dengan menyimpannya sebagian dalam bentuk emas. Kita harus menyimpan aset itu secara fisik dalam bentuk properti, yang memang kita pakai dan kita bisniskan, dalam bentuk bisnis yang memang kita putarkan terus, dalam bentuk liquid hanya untuk transaksi harian, sisanya silakan kita simpan dalam bentuk emas. Karena emas ini, seperti yang dibilang tadi, selalu mengikuti inflasi. Sejarah selama ini menunjukkan bahwa emas itu menunjukkan stabil terhadapa harga-harga kebutuhan pokok. Harga barang pokok dan energi itu dalam jangka panjang itu grafiknya akan selalu sama dengan harga emas. Jadi bisa dibilang, dengan kita menyimpan emas sebagai aset kita, artinya kita meng-hedging atau menjaga aset kita dari resiko kenaikan harga kebutuhan pokok dan energi yang itu semakin lama selalu semakin mahal.
Kalau sebelum tahun 2000, sebenarnya kita lihat emas naiknya hampir setara dengan inflasi, bahkan sedikit di atas inflasi. Dari 2000 sampai 2011 ini menarik, harga emas itu naik sampai 5 kali lipat lebih. Dari 2000 sampai 2011, mungkin bisa sampai 15, 20, atau 25% tiap tahun. 2011 agak sedikit berbeda, agak sedikit turun, mungkin hanya sekitar 15% saja. 2012 kita masih belum tahu. Tapi kita bisa tahu, bahwa jika inflasi tinggi, maka kenaikan harga emas juga akan tinggi.
Buktinya yang paling real yang tadi disebut oleh mas Ippho adalah kambing untuk korban. Percayakah anda bahwa pada zaman Rasulullah, ketika membeli kambing, satu dinar itu bisa dapat satu atau dua ekor kambing. Mungkin kambing yang agak bagus dapat satu, kambing yang kecil bisa dapat dua. Sekarang, tiap kali korban coba cek berapa harga dinar. Tahun lalu, harga dinar Rp2.100.000,- sampai Rp2.200.000,-. Harga kambing itupun yang bagus sampai segitu, ada yang sampai Rp2.500.000 juga. Ini menunjukkan bahwa dengan kita menyimpan dalam bentuk emas, kita selalu bisa menjaga daya beli kita. Kalau kita misalnya ingin bisa berkorban tiap tahun, kalau gitu simpan saja dalam bentuk emas atau dinar, sehingga tiap tahun kita tidak akan pernah mengalami harga-harga naik. Contoh yang real lain lagi adalah mengenai biaya naik haji, seperti yang disebutkan mas Ippho.
- Tahun ‘97 biaya naik haji itu 2500 USD. Dalam rupiah kira-kira Rp7.500.000,- kemudian dalam emas kira-kira 250-300 gram emas. Itu pada tahun ’97.
- Tahun 2007 biaya naik haji, dalam dollar menjadi sekitar 3000-3500 USD, artinya naik. Dalam rupiah, dari 7,5 juta menjadi hampir sekitar 25 jutaan. Dalam emas turun menjadi 150 gram saja, turun dari 300 gram menjadi cuma 150 gram saja, setengahnya!! Itu tahun 2007.
- Tahun 2010 dalam bentuk dollar biaya naik haji dalam bentuk rupiah adalah 35 juta, dalam emas cuma 95 gram.
- Bahkan, tahun 2012, biaya naik haji hanya 75 gram saja.
Jadi kita nggak usah bilang-bilang “naik haji”, kesannya naik harganya. Kita sekarang bilangnya “turun haji”, karena turun kalau kita simpannya dalam bentuk emas. Itu salah satu rahasia bahwa emas itu akan menjaga daya beli kita terhadap barang. Sehingga apa yang kita lakukan sekarang dan rezeki yang kita terima tidak tergerus oleh perampok yang namanya inflasi tadi.
Penulis: ANEKA MASAKAN, TIPS & TRIK
---
/notes/aneka-masakan-tips-trik/emas-dan-sedekah/10151457134073146
Tidak ada komentar:
Posting Komentar