Senin, 07 April 2014

BATU EMPEDU (INFEKSI EMPEDU)

BATU EMPEDU (INFEKSI EMPEDU)
Berikut uraian dari pembahasan judul di atas.

Batu empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.

 

Penyebab

Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu.

 

Faktor Risiko

1. Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor risikonya adalah :

2. Usia lanjut.

3. Kegemukan (obesitas).

4. Diet tinggi lemak (penderita kolesterol tinggi)

5. Faktor keturunan.

 

 

Patofisiologi

Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu. Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan kandung empedu.

 

Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati. Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.

 

Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu. Kadang-kadang batu yang besar secara bertahap akan mengikis dinding kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus besar, dan menyebabkan penyumbatan usus (ileus batu empedu).

 

Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu dan masuk ke dalam saluran empedu. Dari saluran empedu, batu empedu bisa masuk ke usus halus atau tetap berada di dalam saluran empedu tanpa menimbulkan gangguan aliran empedu maupun gejala.

 

Gejala dan Tanda

Jika batu empedu secara tiba-tiba menyumbat saluran empedu, maka penderita akan merasakan nyeri. Nyeri cenderung hilang-timbul dan dikenal sebagai nyeri kolik. Timbul secara perlahan dan mencapai puncaknya, kemudian berkurang secara bertahap. Nyeri bersifat tajam dan hilang-timbul, bisa berlangsung sampai beberapa jam. Lokasi nyeri berlainan, tetapi paling banyak dirasakan di perut atas sebelah kanan dan bisa menjalar ke bahu kanan.

 

Penderita seringkali merasakan mual dan muntah. Jika terjadi infeksi bersamaan dengan penyumbatan saluran, maka akan timbul demam, menggigil dan sakit kuning (jaundice). Biasanya penyumbatan bersifat sementara dan jarang terjadi infeksi.

 

Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak dapat dibedakan dengan nyeri akibat penyumbatan kandung empedu. Penyumbatan menetap pada duktus sistikus menyebabkan terjadinya peradangan kandung empedu (kolesistitis akut). Batu empedu yang menyumbat duktus pankreatikus menyebabkan terjadinya peradangan pankreas (pankreatitis), nyeri, jaundice dan mungkin juga infeksi.

 

Kadang nyeri yang hilang-timbul kambuh kembali setelah kandung empedu diangkat. Nyeri ini mungkin disebabkan oleh adanya batu empedu di dalam saluran empedu utama.

 

 

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah:

* Perdarahan

* Peradangan pankreas (pankreatitis).

* Perforasi atau infeksi saluran empedu.

Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi.

 

Pencegahan

Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani.

 

Penatalaksanaan

Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan berlemak.

 

Batu kandung empedu

Jika batu kandung empedu menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk menjalani pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi).

 

Pengangkatan kandung empedu tidak menyebabkan kekurangan zat gizi dan setelah pembedahan tidak perlu dilakukan pembatasan makanan.

Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 1990 dan sekarang ini sekitar 90% kolesistektomi dilakukan secara laparoskopi. Kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut. Jenis pembedahan ini memiliki keuntungan sebagai berikut:

* Mengurangi rasa tidak nyaman pasca pembedahan.

* Memperpendek masa perawatan di rumah sakit.

 

 

Teknik lainnya untuk menghilangkan batu kandung empedu adalah:

* Pelarutan dengan metil-butil-eter.

* Pemecahan dengan gelombang suara (litotripsi).

* Pelarutan dengan terapi asam empedu menahun (asam kenodiol dan asam ursodeoksikolik).

 

Batu saluran empedu

Batu saluran empedu bisa menyebabkan masalah yang serius, karena itu harus dikeluarkan baik melalui pembedahan perut maupun melalui suatu prosedur yang disebut endoscopic retrograde cholangio-pancreatography (ERCP). Pada ERCP, suatu endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan, lambung dan ke dalam usus halus.

 

Zat kontras radioopak masuk ke dalam saluran empedu melalui sebuah selang di dalam sfingter oddi. Pada sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu empedu yang menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus. ERCP dan sfingterotomi telah berhasil dilakukan pada 90% kasus. Kurang dari 4 dari setiap 1.000 penderita yang meninggal dan 3-7% mengalami komplikasi, sehingga prosedur ini lebih aman dibandingkan pembedahan perut. ERCP saja biasanya efektif dilakukan pada penderita batu saluran empedu yang lebih tua, yang kandung empedunya telah diangkat.

Untuk menghilangkan batu empedu yang berukuran kecil (< 5 mm)  dapat dilakukan dengan pemberian obat ursodeoxycholic acid selama 6-12 bulan. Namun untuk batu yang berukuran besar diperlukan operasi pengangkatan kandung empedu sebagai terapi definitif untuk mencegah infeksi lebih lanjut atau mencegah terjadinya kekambuhan.

 

PENGOBATAN TRADISIONAL

 

Pengobatan Tradisional untuk mengobati infeksi Empedu yang disebabkan karena adanya batu dalam empedu, yang sering dipergunakan adalah : Daun Jombang (Taraxacum offinale).

 

Penggunaan Daun Jombang sebagai  resep untuk pengobatan batu/infeksi Empedu adalah sebagai berikut : Cuci 30 gram Daun Jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Ket. Foto : Daun Jombang (Taraxacum offinale)

 

PANTANGAN BAGI PENDERITA :

  1. Hindari makanan yang berlemak (mengandung kolesterol tinggi)
  2. Perbanyak makan buah-buahan.
  3. Hindari makanan yang digoreng dengan menggunakan minyak.
  4. Hindari makanan yang pedas-pedas
  5. Lakukan terapi minum air putih setiap hari

 

 



Penulis: Pengobatan Tradisional
---
/notes/pengobatan-tradisional/batu-empedu-infeksi-empedu/199776886715900

Tidak ada komentar:

Posting Komentar